Wong Fei Hung Adalah Seorang Muslim

Rabu, 10 Juni 2009

Sudah banyak orang yang tahu bahwa tokoh bahari legendaris asal Cina, Sam Poo Kong alias Muhammad Cheng Ho adalah seorang Muslim. Namun nampaknya masih banyak yang belum tahu bahwa masih banyak tokoh China legendaris yang ternyata beragama Islam. Dua di antaranya ialah Wong Fei Hung dan Judge Bao.

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734. 

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.

Ahmad Lussy

Tokoh Muslim ini sebenarnya bernama Ahmad Lussy, tetapi dia lebih dikenal dengan Thomas Mattulessy yang identik Kristen. 
Inilah Salah satu contoh deislamisasi dan penghianatan kaum minor atas sejarah pejuang Muslim di Maluku dan/atau Indonesia umumnya.

Nunu oli 
Nunu seli 
Nunu karipatu 
Patue karinunu

(Saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah beringin besar dan setiap beringin besar akan tumbang tapi beringin lain akan menggantinya (demikian pula) saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah batu besar dan setiap batu besar akan terguling tapi batu lain akan menggantinya). 

Ucapan-ucapan puitis yang penuh tamsil itu diucapkan oleh Kapitan Ahmad Lussy atau dikenal dengan sebutan Pattimura, pahlawan dari Maluku. Saat itu, 16 Desember 1817, tali hukuman gantung telah terlilit di lehernya. Dari ucapan-ucapannya, tampak bahwa Ahmad Lussy seorang patriot yang berjiwa besar. Dia tidak takut ancaman maut. Wataknya teguh, memiliki kepribadian dan harga diri di hadapan musuh. Ahmad Lussy juga tampak optimis. 

Namun keberanian dan patriotisme Pattimura itu terdistorsi oleh penulisan sejarah versi pemerintah. M Sapija, sejarawan yang pertama kali menulis buku tentang Pattimura, mengartikan ucapan di ujung maut itu dengan “Pattimura-Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-Pattimura muda akan bangkit”. Namun menurut M Nour Tawainella, juga seorang sejarawan, penafsiran Sapija itu tidak pas karena warna tata bahasa Indonesianya terlalu modern dan berbeda dengan konteks budaya zaman itu. 

Di bagian lain, Sapija menafsirkan, “Selamat tinggal saudara-saudara”, atau “Selamat tinggal tuang-tuang”. Inipun disanggah Tawainella. Sebab, ucapan seperti itu bukanlah tipikal Pattimura yang patriotik dan optimis. 

Puncak kontroversi tentang siapa Pattimura adalah penyebutan Ahmad Lussy dengan nama Thomas Mattulessy, dari nama seorang Muslim menjadi seorang Kristen. Hebatnya, masyarakat lebih percaya kepada predikat Kristen itu, karena Maluku sering diidentikkan dengan Kristen. 


Muslim Taat

Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Ia bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali. 

Menurut sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara, Pattimura adalah seorang Muslim yang taat. Selain keturunan bangsawan, ia juga seorang ulama. Data sejarah menyebutkan bahwa pada masa itu semua pemimpin perang di kawasan Maluku adalah bangsawan atau ulama, atau keduanya. 

Bandingkan dengan buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit. M Sapija menulis, “Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan”. 

Ada kejanggalan dalam keterangan di atas. Sapija tidak menyebut Sahulau itu adalah kesultanan. Kemudian ada penipuan dengan menambahkan marga Pattimura Mattulessy. Padahal di negeri Sahulau tidak ada marga Pattimura atau Mattulessy. Di sana hanya ada marga Kasimiliali yang leluhur mereka adalah Sultan Abdurrahman. 

Jadi asal nama Pattimura dalam buku sejarah nasional adalah karangan dari Sapija. Sedangkan Mattulessy bukanlah marga melainkan nama, yaitu Ahmad Lussy. Dan Thomas Mattulessy sebenarnya tidak pernah ada di dalam sejarah perjuangan rakyat Maluku. 

Berbeda dengan Sapija, Mansyur Suryanegara berpendapat bahwa Pattimura itu marga yang masih ada sampai sekarang. Dan semua orang yang bermarga Pattimura sekarang ini beragama Islam. Orang-orang tersebut mengaku ikut agama nenek moyang mereka yaitu Pattimura. 

Masih menurut Mansyur, mayoritas kerajaan-kerajaan di Maluku adalah kerajaan Islam. Di antaranya adalah kerajaan Ambon, Herat, dan Jailolo. Begitu banyaknya kerajaan sehingga orang Arab menyebut kawasan ini dengan Jaziratul Muluk (Negeri Raja-raja). Sebutan ini kelak dikenal dengan Maluku. 

Mansyur pun tidak sependapat dengan Maluku dan Ambon yang sampai kini diidentikkan dengan Kristen. Penulis buku Menemukan Sejarah (yang menjadi best seller) ini mengatakan, “Kalau dibilang Ambon itu lebih banyak Kristen, lihat saja dari udara (dari pesawat), banyak masjid atau banyak gereja. Kenyataannya, lebih banyak menara masjid daripada gereja.” 

Sejarah tentang Pattimura yang ditulis M Sapija, dari sudut pandang antropologi juga kurang meyakinkan. Misalnya dalam melukiskan proses terjadi atau timbulnya seorang kapitan. Menurut Sapija, gelar kapitan adalah pemberian Belanda. Padahal tidak. 

Leluhur bangsa ini, dari sudut sejarah dan antropologi, adalah homo religiosa (makhluk agamis). Keyakinan mereka terhadap sesuatu kekuatan di luar jangkauan akal pikiran mereka, menimbulkan tafsiran yang sulit dicerna rasio modern. Oleh sebab itu, tingkah laku sosialnya dikendalikan kekuatan-kekuatan alam yang mereka takuti. 

Jiwa mereka bersatu dengan kekuatan-kekuatan alam, kesaktian-kesaktian khusus yang dimiliki seseorang. Kesaktian itu kemudian diterima sebagai sesuatu peristiwa yang mulia dan suci. Bila ia melekat pada seseorang, maka orang itu adalah lambang dari kekuatan mereka. Dia adalah pemimpin yang dianggap memiliki kharisma. Sifat-sifat itu melekat dan berproses turun-temurun. Walaupun kemudian mereka sudah memeluk agama, namun secara genealogis/silsilah/keturunan adalah turunan pemimpin atau kapitan. Dari sinilah sebenarnya sebutan “kapitan” yang melekat pada diri Pattimura itu bermula. 


Perjuangan Kapitan Ahmad Lussy

Perlawanan rakyat Maluku terhadap pemerintahan kolonial Hindia Belanda disebabkan beberapa hal. Pertama, adanya kekhawatiran dan kecemasan rakyat akan timbulnya kembali kekejaman pemerintah seperti yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). Kedua, Belanda menjalankan praktik-praktik lama yang dijalankan VOC, yaitu monopoli perdagangan dan pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi adalah polisi laut yang membabat pertanian hasil bumi yang tidak mau menjual kepada Belanda. Ketiga, rakyat dibebani berbagai kewajiban berat, seperti kewajiban kerja, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi. 

Akibat penderitaan itu maka rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata. Pada tahun 1817, perlawanan itu dikomandani oleh Kapitan Ahmad Lussy. Rakyat berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua. Bahkan residennya yang bernama Van den Bergh terbunuh. Perlawanan meluas ke Ambon, Seram, dan tempat-tempat lainnya. 

Perlawanan rakyat di bawah komando Kapitan Ahmad Lussy itu terekam dalam tradisi lisan Maluku yang dikenal dengan petatah-petitih. Tradisi lisan ini justru lebih bisa dipertanggung jawabkan daripada data tertulis dari Belanda yang cenderung menyudutkan pahlawan Indonesia. Di antara petatah-petitih itu adalah sebagai berikut: 

Yami Patasiwa 
Yami Patalima 
Yami Yama’a Kapitan Mat Lussy 
Matulu lalau hato Sapambuine 
Ma Parang kua Kompania 
Yami yama’a Kapitan Mat Lussy 
Isa Nusa messe 
Hario, 
Hario, 
Manu rusi’a yare uleu uleu `o 
Manu yasamma yare uleu-uleu `o 
Talano utala yare uleu-uleu `o 
Melano lette tuttua murine 
Yami malawan sua mena miyo 
Yami malawan sua muri neyo 
(Kami Patasiwa
Kami Patalima 
Kami semua dipimpin Kapitan Ahmad Lussy 
Semua turun ke kota Saparua 
Berperang dengan Kompeni Belanda 
Kami semua dipimpin Kapitan Ahmad Lussy 
Menjaga dan mempertahankan 
Semua pulau-pulau ini 
Tapi pemimpin sudah dibawa ditangkap 
Mari pulang semua 
Ke kampung halaman masing-masing 
Burung-burung garuda (laskar-laskar Hualoy) 
Sudah pulang-sudah pulang 
Burung-burung talang (laskar-laskar sekutu pulau-pulau) 
Sudah pulang-sudah pulang 
Ke kampung halaman mereka 
Di balik Nunusaku 
Kami sudah perang dengan Belanda 
Mengepung mereka dari depan 
Mengepung mereka dari belakang 
Kami sudah perang dengan Belanda 
Memukul mereka dari depan 
Memukul mereka dari belakang) 


Berulangkali Belanda mengerahkan pasukan untuk menumpas perlawanan rakyat Maluku, tetapi berulangkali pula Belanda mendapat pukulan berat. Karena itu Belanda meminta bantuan dari pasukan yang ada di Jakarta. Keadaan jadi berbalik, Belanda semakin kuat dan perlawanan rakyat Maluku terdesak. Akhirnya Ahmad Lussy dan kawan-kawan tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817 Ahmad Lussy beserta kawan-kawannya menjalani hukuman mati di tiang gantungan. 

Nama Pattimura sampai saat ini tetap harum. Namun nama Thomas Mattulessy lebih dikenal daripada Ahmad Lussy atau Mat Lussy. Menurut Mansyur Suryanegara, memang ada upaya-upaya deislamisasi dalam penulisan sejarah. Ini mirip dengan apa yang terjadi terhadap Wong Fei Hung di Cina. Pemerintah nasionalis-komunis Cina berusaha menutupi keislaman Wong Fei Hung, seorang Muslim yang penuh izzah (harga diri) sehingga tidak menerima hinaan dari orang Barat. Dalam film Once Upon A Time in China, tokoh kharismatik ini diperankan aktor ternama Jet Li. 

Dalam sejarah Indonesia, Sisingamangaraja yang orang Batak, sebenarnya juga seorang Muslim karena selalu mengibarkan bendera merah putih. Begitu pula Pattimura.

Ada apa dengan bendera merah putih? Mansyur merujuk pada hadits Imam Muslim dalam Kitab Al-Fitan Jilid X, halaman 340 dari Hamisy Qastalani. Di situ tertulis, Imam Muslim berkata: Zuhair bin Harb bercerita kepadaku, demikian juga Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Mutsanna dan Ibnu Basyyar. Ishaq bercerita kepada kami. Orang-orang lain berkata: Mu’adz bin Hisyam bercerita kepada kami, ayah saya bercerita kepadaku, dari Qatadah dari Abu Qalabah, dari Abu Asma’ Ar-Rahabiy, dari Tsauban, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi, timur dan baratnya. Dan Allah melimpahkan dua perbendaharaan kepadaku, yaitu merah dan putih”. 

Demikianlah pelurusan sejarah Pattimura yang sebenarnya bernama Kapitan Ahmad Lussy atau Mat Lussy. Wallahu A’lam Bish Shawab.* (dari berbagai sumber) 


Selesai

Sumber :

http://www.arrahmah.com/index.php/forum/viewthread/282/

Do'a

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau
dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak pernah khusyu’,
doa yang tidak didengar dan dari nafsu yang tidak pernah puas

FAKTA THIBBUN NABAWI: HABBATUS SAUDA, MADU, DAN MINYAK ZAITUN

Penyakit itu ada dua macam, penyakit hati dan penyakit jasmani. Kedua penyakit itu disebutkan dalam Al-Qur’an. Klasifikasi jenis penyakit ini mengandung hikmah ilahi dan kemukjizatan yang hanya bisa dicapai oleh kalangan medis di pertengahan abad ke-18. Sesungguhnya iman kepada Allah dan para Rasul, yaitu aqidah yang tertanam dalam hati, merupakan solusi pengobatan yang terpenting bagi hati, yakni bagi penyakit jiwa. Sedangkan untuk penyakit jasmani, kita bisa menengok metode pengobatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Istilah Thibbun Nabawi dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurofat.

1. Habbatus Sauda’ atau Jinten Hitam atau Syuwainiz

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. bahwa ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Saya bertanya, “Apakah as-sam itu?” Beliau menjawab, “Kematian”. Habbatus sauda’ berkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal. Biji habbatus sauda’ mengandung 40% minyak takasiri dan 1,4% minyak atsiri, 15 jenis asam amino, protein, Ca, Fe, Na dan K. kandungan aktifnya thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY). Telah terbukti dari berbagai hasil penelitian ilmiah bahwa habbatus sauda’ mengaktifkan kekebalan spesifik/kekebalan didapat, karena ia meningkatkan kadar sel-sel T pembantu, sel-sel T penekan, dan sel-sel pembunuh alami. Beberapa resep penggunaan dan manfaat habbatus sauda’:

1. Ditumbuk, dibuat adonan dangan campuran madu, kemudian diminum setelah dicampur air panas, diminum rutin berhari-hari: menghancurkan batu ginjal dan batu kandung kencing, memperlancar air seni, haid dan ASI. 

2. Diadon dengan air tepung basah atau tepung yang sudah dimasak, mampu mengeluarkan cacing dengan lebih kuat. 

3. Minum minyaknya kira-kira sesendok dicampur air untuk menghilangkan sesak napas dan sejenisnya. 

4. Dimasak dengan cuka dan dipakai berkumur-kumur untuk mengobati sakit gigi karena kedinginan. 

5. Digunakan sebagai pembalut dicampur cuka untuk mengatasi jerawat dan kudis bernanah. 

6. Ditumbuk halus, setiap hari dibalurkan ke luka gigitan anjing gila sebagian dua atau tiga kali oles, lalu dibersihkan dengan air. 

Untuk konsumsi rutin menjaga kesehatan, sebaiknya dua sendok saja. Sebagian kalangan medis menyatakan bahwa terlalu banyak mengkonsumsinya bisa mematikan.

2. Madu atau ‘Asl

“Dari perut lebah itu keluar cairan dengan berbagai warna, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 69)

Beberapa hasil penelitian tentang madu:

a. Bakteri tidak mampu melawan madu

Dianjurkan memakai madu untuk mengobati luka bakar. Madu memiliki spesifikasi anti proses peradangan (inflammatory activity anti)

b. Madu kaya kandungan antioksidan

Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress)

c. Madu dan kesehatan mulut

Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan gangguan mulut lain.

d. Madu dan kulit kepala

Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang terinfeksi di kepala dan wajah diurut pelan-pelan selama 2-3 menit, madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala.

e. Madu dan pengobatan kencing manis

Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes karena adanya unsure antioksidan yang menjadikan asimilasi gula lebih mudah di dalam darah sehingga kadar gula tersebut tidak terlihat tinggi. Madu nutrisi kaya vitamin B1, B5, dan C dimana para penderita diabetes sangat membutuhkan vitamin-vitamin ini. Sesendok kecil madu alami murni akan menambah cepat dan besar kandungan gula dalam darah, sehingga akan menstimulasi sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin. Sebaiknya penderita diabetes melakukan analisis darah dahulu untuk menentukan takaran yang diperbolehkan untuknya di bawah pengawasan dokter.

f. Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan tukak lambung

Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan membantu pengobatan infeksi lambung (maag). Pada kadar 20% madu mampu melemahkan bak

teri pylori penyebab tukak lambung di piring percobaan.

g. Selain itu madu amat bergizi, melembutkan sistem alami tubuh, menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan liver, memperlancar buang air kecil, cocok untuk mengobati batuk berdahak. Buah-buahan yang direndam dalam madu bisa bertahan sampai enam bulan.

Madu terbaik adalah yang paling jernih, putih dan tidak tajam serta yang paling manis. Madu yang diambil dari daerah gunung dan pepohonan liar memiliki keutamaan tersendiri daripada yang diambil dari sarang biasa, dan itu tergantung pada tempat para lebah berburu makanannya.

3. Minyak Zaitun 

“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut, karena minyak zaitun dibuat dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Fungsi minyak zaitun:

1. Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang bermanfaat. 

2. Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis) dan penebalan (ateriosklerosis) pembuluh darah. 

3. Mengurangi pemakaian obat-obatan penurun tekanan darah tinggi. 

4. Mengurangi serangan kanker. 

5. Melindungi dari serangan kanker payudara. Sesendok makan minyak zaitun setiap hari mengurangi risiko kanker payudara sampai pada kadar 45%. 

6. Menurunkan risiko kanker rahim sampai 26%. 

7. Pengkonsumsian buah-buahan, sayuran, dan minyak zaitun memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari kanker kolon. 

8. Penggunaan minyak zaitun sebagai krim kulit setelah berenang melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma) 

9. Berpengaruh positif melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi risiko tukak lambung. 

10.Mengandung lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi manusia seperti yang terdapat dalam ASI. 

11.Penggunaan sebagai minyak rambut mampu membunuh kutu dalam waktu beberapa jam saja. 

Setiap penyakit itu ada obatnya, seperti hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya: “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya. Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang pesat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengetahui dan menerapkan pengobatan yang terbukti kemanjurannya.

Maraji: 

1. Keajaiban Thibbun Nabawi, Aiman bin ‘Abdul Fattah 

2. Metode Pengobatan Nabi SAW, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah 

Wanita Seperti Apa yang Kau Cari

Senin, 08 Juni 2009

Oleh: Azzahra

Untuk segala sesuatu, Allah telah menciptakan berpasang-pasangan. Tumbuhan, pepohonan, bunga-bunga, Allah ciptakan dengan keserasian dan keseimbangan. Binatang-binatang memiliki pasangan dari jenisnya, dimana mereka bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya dan bisa mengembangbiakkan keturunan.

Demikian pula manusia, Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang sangat indah, dan untuk mereka Allah ciptakan pasangannya. Secara naluriah, manusia akan memiliki ketertarikan kepada lawan jenis. Ada sesuatu yang amat kuat menarik, sehingga laki-laki dengan dorongan naluriah dan fitrahnya mendekati perempuan. Sebaliknya dengan perasaan dan kecenderungan alamiyahnya perempuan merasakan kesenangan tatkala didekati laki-laki.

Allah SWT berfirman, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang" (QS. Ali Imran: 14).

Untuk merealisasikan ketertarikan tersebut menjadi sebuah hubungan yang benar dan manusiawi, Islam datang dengan membawa ajaran pernikahan. Sebuah ajaran suci yang menampik kehidupan membujang di satu sisi, namun juga menampik kebebasan interaksi laki-laki dan perempuan di sisi yang lain. Nikah adalah jalan tengah yang membentang antara dua ekstrem tersebut.

Pernikahan akan bernilai dakwah apabila dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Islam dan menimbang berbagai kemaslahatan dakwah dalam setiap langkahnya. Dalam memilih jodoh, pikirkan kriteria pasangan hidup yang bernilai optimal bagi dakwah. Dalam menentukan calon jodoh tersebut, dipertimbangkan juga kemaslahatan secara luas. Selain kriteria umum sebagaimana tuntunan fikih Islam, pertimbangan lainnya adalah: apakah pemilihan jodoh ini memiliki implikasi kemaslahatan yang optimal bagi dakwah, ataukah sekedar mendapatkan kemaslahatan bagi dirinya? Walaupun dalam hadits Rasulullah SAW jelas disebutkan bahwa dalam memilih istri hendaknya mengutamakan akhlak dan agamanya, namun kenyataannya sekarang banyak ikhwan yang lebih mendahulukan kecantikan dibanding agama. Apakah memilih wanita cantik dilarang? Tidak. Itu juga sah-sah saja. Namun hendaknya kriteria cantik ini tidak membuat kita lupa akan kriteria akhlak dan agamanya.

Mari saya beri contoh berikut. Diantara sekian banyak wanita muslimah yang telah memasuki usia siap nikah, mereka berbeda-beda jumlah bilangan usianya yang oleh karena itu berbeda pula dengan tingkat kemendesakan untuk menikah. Beberapa orang bahkan sudah mencapai 35 tahun, sebagian yang lain antara 30 hingga 35 tahun, sebagian usia berusia 25 hingga 30 tahun, dan yang lainnya dibawah 25 tahun. Mereka ini siap menikah, siap menjalankan fungsi dan peran sebagai ibu di rumah tangga.

Anda adalah laki-laki muslim yang telah berniat melaksanakan pernikahan. Usia anda 25 tahun. Anda dihadapkan pada realitas bahwa wanita muslimah yang sesuai kriteria fikih Islam untuk anda nikahi ada sekian banyak jumlahnya. Maka siapakah yang akan anda pilih, dan dengan pertimbangan apa anda memilih?

Ternyata anda memilih si A, karena ia memenuhi kriteria kebaikan agama, cantik, menarik, pandai dan usia masih muda 20 tahun atau bahkan kurang dari itu. Apakah pilihan anda ini salah? Demi Allah, pilihan anda ini tidak salah! Anda telah memilih calon istri dengan benar karena berdasarkan kriteria kebaikan agama, dan memenuhi sunnah kenabian. Bukankah Rasullah saw bertanya kepada Jabir ra:

“Mengapa tidak (menikah) dengan seorang gadis yang bisa engkau cumbu dan bisa mencumbuimu?. (Riwayat Bukhari dan Muslim). Dan inilah jawaban dakwah seorang Jabir ra: "Wahai Rasullah, saya memiliki saudara-saudara perempuan yang berjiwa keras, saya tidak mau membawa yang keras juga kepada mereka. Janda ini saya harapkan mampu menyelesaikan persoalan tersebut", kata Jabir, "Benar katamu", jawab Rasullah.

Jabir tidak hanya berpikir untuk kesenangan dirinya sendiri. Ia bisa memilih seorang gadis perawan yang cantik dan muda belia. Namun ia memiliki kepekaan dakwah yang amat tinggi. Kemaslahatan menikahi janda tersebut lebih tinggi dalam pandangan Jabir, dibandingkan dengan apabila menikahi gadis perawan.

Nah, apabila semua laki-laki muslim berpikiran dan menentukan calon istrinya harus memiliki kecantikan ideal, berkulit putih, usia lima tahun lebih muda dari dirinya, maka siapakah yang akan datang melamar para wanita muslimah yang usianya diatas 25 tahun, atau diatas 30 tahun, atau bahkan diatas 35 tahun?

Cantik Tapi…

Sebagaimana yang sudah kita dengar dan baca, bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Terlebih lagi wanita yang telah Allah ciptakan dalam keadaan bengkok. Secara kodrat, mereka lebih banyak kekurangan dan kelemahan dibandingkan pria, sebagaimana sabda Rasullah, "…Tidaklah aku melihat orang yang kurang akal dan kurang agama lagi potensial melemahkan laki-laki yang kuat selain salah seorang dari kalian (para wanita)…". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hal demikian menuntut para lelaki untuk lebih banyak mengerti wanita, juga lebih bisa memahami kekurangan mereka. Menyangkut kekurangan ini, bukanlah hal yang aneh bila ada wanita yang secara fisik cantik tapi pemboros, atau abid (ahli ibadah) tapi tak bisa memasak, atau ahli memasak tapi pencemburu berat, dan lainnya. Yang demikian itu adalah biasa. Hampir terjadi dan ada pada setiap wanita.

Bagi anda para bujangan, wanita mana yang akan kau pilih, semua tergantung pada anda. Pada dasarnya ini menyangkut kriteria utama anda yang anda tetapkan dan kekurangan-kekurangan yang masih bisa anda toleransi. Tentunya setiap ikhwan berbeda-beda satu ikhwan mungkin menjadikan kecantikan sebagai standar utama, tak peduli bisa masak atau tidak, sementara ikhwan lain mugkin lebih mengutamksn ibadahnya dan tak peduli kekurangan - kekurangan yang lainnya, dan seterusnya. Yang jelas tak ada wanita di dunia ini yang sempurna seratus persen. Pasti ada saja kekurangannya. Ini hal pertama yang hendaknya dipahami betul.

Kalau Bisa Seperti Nabi…

Kalau kita sedikit menengok sejarah nabi, bagaimana beliau memperistri wanita atau kriteria wanita atau kriteria yang ditetapkan oleh beliau bagi wanita yang menjadi isterinya, maka akan kita dapati nabi lebih mengutamakan agama dan akhlaknya dibanding fisiknya. Itupun masih didasari pada manfaaat dan madharatnya bagi perkembangan Islam. Itulah mengapa Rasulullah hanya menikahi satu wanita yang masih perawan, yaitu Aisyah ra. Sedangkan yang lainnya para janda yang pada umumnya sudah tua. Pelajaran yang bisa kita ambil dari pernikahan Rasulullah ini, bahwa agama hendaknya dijadikan patokan utama dalam memilih seorang wanita, agar nantinya rumah tangga bahagia dunia dan akhirat.

Bagi para Akhwat yang belum memiliki suami, semestinya anda terus menggali potensi untuk meningkatkan kualitas diri. Adapun tuntunan dari Rasulullah agar menjadi seorang wanita pilihan:

1. Taat

Seorang gadis yang biasanya taat kepada orang tua, akan mudah taat pada suami ketika menikah nanti.

2. Enak Dipandang

Tidak harus cantik, dengan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya seorang wanita akan membuat senang suaminya.

3. Cinta dan Pasrah

Seorang pria tentu berharap mendapat seorang istri yang mampu mencintai sepenuh hati dan bersikap pasrah. Wanita yang dalam berbuat dan bertingkah laku selalu berupaya menyenangkan suami dam menjauhi hal-hal yang mendatang kebenciannya.

4. Suka membantu

Wanita shalihah adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya. Bukannya memberatkan, namun justru mengingatkan suami untuk selalu berlaku taat pada Allah SWT, serta memberikan saran dan pendapat demi kemajuan sang suami.

Walaupun kita tidak mendapatkan pasangan ketika di dunia, tetapi kalau kita ahli ibadah Insya Allah akan mendapatkan pasangan ketika di akhirat kelak. Amien…

(Dari berbagai sumber)

Kaum Muslimin tidak akan mungkin mencapai tujuan mereka melalui jalan demokrasi

Selasa, 02 Juni 2009

Kaum muslimin tidak akan mungkin mencapai tujuan mereka atau merealisasikan satupun dari tujuan-tujuan Islam melalui jalan demokrasi atau sistem demokrasi, disebabkan beberapa hal, yang terpenting adalah :

1- Islam adalah dien Allah Ta’ala yang disyariatkan untuk hamba-Nya. Sebagai sebuah dien rabbani, Islam mempunyai tujuan-tujuan dan sarana-sarana yang khusus yang bersumber dari Allah Ta’ala. Tujuan-tujuan Islam tidak mungkin diraih kecuali melalui sarana-sarana syar’i yang diterangkan dalam Al Qur’an dan as sunah. Tujuan syar’i manapun yang dicari tidak melalui sarana yang syar’i yang benar, maka cara tersebut merupakan sebuah kesesatan dan menyimpang dari kebenaran. Berarti juga melaksanakan ketaatan tidak sesuai dengan yang disunahkan dan disyariahkan. Minimal status hukumnya adalah bid’ah yang sesat. Sementara Allah Ta’ala tidak akan menerima ibadah dari hamba-Nya kecuali bila dilaksanakan sesuai cara yang telah diperintahkan dan disyariahkan kepada mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

: فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملاً صالحاً ولا يشرك بعبادة ربه أحداً
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya". (QS. 18:110)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Abi Ashim dalam kitabu sunah :
عن جابر بن عبد الله قال: كنا جلوساً عند النبي  ، فخط خطاً هكذا أمامه فقال:" هذا سبيل الله  "، وخط خطاً عن يمينه، وخط خطاً عن شماله وقال:" هذه سبل الشيطان " ثم وضع يده قي الخط الأوسط ثم تلا هذه الآية: وأن هذا صراطي مستقيماً فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون.

dari Jabir bin Abdullah ia berkata,” Kami duduk-duduk bersama nabi shalallahu ‘alaihi wa salam. Beliau menggaris sebuah garis lurus di depan beliau kemudian bersabda,” Ini adalah jalan Allah. Beliau kemudian menggaris sebuah garis di sebelah kanan dan sebelah kiri beliau kemudian bersabda,” Ini adalah jalan-jaan setan.” Beliau lantas meletakkan tangan beliau di garis yang berada di tengah kemudian membaca firman Allah Ta’ala :
: وأن هذا صراطي مستقيماً فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون

dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. 6:153)

Tidal diragukan lagi bahwa demokrasi adalah jalan setan yang memecah belah manusia dan menjauhkan mereka dari jalan Allah ta’ala yang lurus. Barang siapa menempuh jalan demorasi dan menempuh sarana-sarana demokrasi berarti telah menempuh jalan setan. Bagaimana mungkin orang yang menempuh jalan setan akan bisa mencapai pantai kemenangan dan keamanan dengan bahtera Islam ? 

Adapun pernyataan para pendukung demokrasi bahwa hukum sarana berbeda dengan hukum tujuan, di mana lita tidak boleh menyelisihi nash-nash syariat dalam urusan tujuan, namun boleh saja menyelisihi syariat dalam urusan sarana mencapai tujuan sesuai kebutuhan keadaan…maka pernyataan ini adalah pernyataan yang rusak dan batil, secara akal dan syariat tidak benar. Pernyataan ini menyerupai pernyataan orang-orang Yahudi yang berprinsip tujuan menghalalkan segala cara.

Benarlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang telah bersabda :
:" لتتبعن سُنن من كان قبلكم شبراً بشبر، وذراعاً بذراع، حتى لو دخلوا جُحر ضَبٍّ تبعتموهم " قلنا: يا رسول الله اليهود والنصارى ؟ قال:" فمن ".
Kalian akan benar-benar mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan sekalipun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap akan mengikuti mereka.” Para shahabat bertanya,” ya Rasulullah, Apakah mereka (yang kami ikuti itu) adalah orang-orang Yahudi dan nasrani ?” Beliau menjawab,” siapa lagi kalau bukan mereka.” Muttafaq’ alaihi.

Dalam riwayat yang lain :
حتى لو أن أحدهم ضاجع أمه بالطريق لفعلتم
Bahkan seandainya di antara mereka ada yang memperkosa ibunya sendiri di pinggir jalan raya, kalian pun akan berbuat serupa.” Artinya, di antara kalian akan ada juga yang melakukan perbuatan mereka yang bejat tersebut.

Kalaupun hal ini terjadi, tentulah dalam suasana serba permisif dan kebebasan individu yang menjadi prinsip dasar dan ciri khas demokrasi !!!!

Kami bertanya,” Cara untuk meraih kehidupan islami yang baru (khilafah islamiyah—pent) adalah dengan cara yang diterangkan oleh syariat, ataukah ---meskipun cara menegakkan kehidupan Islami yang baru tersebut sangat urgen---dibiarkan kosong dan diserahkan kepada hawa nafsu dan akal manusia tanpa ada penjelasan dari Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa salam.

Jika jawabannya adalah dengan cara yang telah diterangkan oleh syariat, maka kami katakan ; anda telah mengerti, maka komitmenlah dengan jalan syariat tersebut…tak seorangpun boleh menyelisihi cara yang telah disunahkan dan disyariatkan tersebut.

Adapun jika jawaban anda adalah jalan tersebut diserahkan kepada manusia, Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa salam belum menjelaskannya…maka anda telah menyelisihi nash-nash syariat yang menyebtkan dien Islam telahs empurna, tak ada sebuah erkarapun yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala kecuali telah disebutkan dan dijelaskan Allah Ta’ala, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
اليومَ أكملت لكم دينَكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام ديناً

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.
:فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. 4:59)

Imam Ibnu Qayyim dalam I’lamul Muwaqi’in 1/49 mengatakan,” Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu”, menggunakaln lafal nakirah (indifinitief) dengan konteks syarat yang umum mencakup segala hal urusan dien yang diperselisihkan oleh orang-orang yang beriman, baik urusan yang besar maupun kecil, yang jelas maupun masih samar-samar. Jika dalam kitabullah belum ada penjelasan atas masalah yang diperselisihkan, tentulah Allah Ta’ala tidak memerintahan mengembalikan persoalan kepada Al Qur’an (dan as Sunah). Karena mustahil Allah Ta’ala memerintahkan mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada sesuatu yang tidak memberikan jawaban tuntas. Dari ayat ini, manusia telah bersepakat (ijma’ ulama—pent) bahwa mengembalikan persoalan kepada Allah maknanya adalah mengembalikan kepada Al Qur’an, sedang mengembalikan persoalan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam artinya mengembalikan kepada pribadi beliau saat beliau masih hidup, dan kepada sunah beliau setelah beliau meninggal.”

Dalam hadits yang shahih, beliau telah bersabda ;
:" ما تركت شيئاً يقربكم إلى الله إلا وقد أمرتكم به، وما تركت شيئاً يبعدكم عن الله ويقربكم إلى النار إلا وقد نهيتكم عنه
Tidak ada satu halpun yang mendekatkan diri kalian kepada Allah kecuali telah aku perintahkan kepada kalian, dan tidak ada halpun yang menjauhkan diri kalian dari Allah dan mendekatkan kepada neraka, kecuali aku telah melarang kalian melakukannya.”

2- Kekuasaan dan menjadi khalifah di atas bumi bagi umat yang beriman adalah terikat dengan syarat bertauhid kepada Allah serta menjauhi kesyirikan dan segala hal yang menyebabkan kesyirikan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
: وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكننَّ لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمناً يعبدونني لا يشركون بي شيئاً

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik. (QS. 24:55)

Berkuasa di bumi, teguhnya kekuasaan dan keamanan setelah sebelumnya berada dalam ketakutan, seluruh karunia Allah Ta’ala ini adalah balasan dari bertauhid dan menjauhi kesyirikan. 

Sementara demokrasi ----sebagaimana telah kami jelaskan---adalah pemikiran syirik, tegal diatas kesyirikan, menuhankan makhluk dengan cara menjadikan makhluk sebagai sumber hukum, perundang-undangan, menghalalkan dan mengharamkan. Jika keadaannya seperti itu, maka bagaimana hendak mengharapkan pertolongan Allah turun lewat jalan tersebut ? Orang yang bertindak demikian bagaikan orang yang menjadikan kesyirikan dan kekafiran sebagai sarana untuk menolong Islam dan tauhid. Ini jelas mustahil !!!!!

Allah Ta’ala berfirman :
إن تنصروا الله ينصركم ويثبت أقدامكم
Jika kalian menolong Allah Ta’ala, Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kaki kalian.” (QS. Muhammad :7).

Artinya, jika kalian menolong Allah Ta’ala dengan cara mentaati perintahnya dan menjauhi larangan-Nya, Allah Ta’ala akan menolong kalian dengan meneguhkan kalian dan menjadikan kalian berkuasa di muka bumi. Janji ini adalah jawaban dari syarat yang disebutkan pertama, bila syarat tersebut tidak dilaksanakan maka janji Allah pun tidak akan datang. Maka dipahami dari syarat ini, Allah tidak akan menolong orang-orang yang tidak menolong Allah Ta’ala.

Ayat yang serupa adalah ayat yang berbicara tentang diri Rasulullah :
وإن تطيعوه تهتـدوا
Jika kalian mentaatinya ( Muhammad ), kalian akan mendapat petunjuk.” (An Nuur :54.  
Artinya, jika kalian tidak mentaatinya, kalia tidak akan mendapat petunjuk. Akibatnya, kalian tidak akan mendapat pertolongan. Di antara bentuk ketaatan kepada Rasulullah adalah menjauhi syirik dan segala hal yang menjurus kepada kesyirikan, termasuk di dalamnya demokrasi yang menuhankan makhluk ini. 

Maka janganlah –wahai kaum pendukung demokrasi--- lambatnya datangnya kemenangan menjadikan kalian mencari kemenangan dengan kesyirikan dan cara-cara yang batil. Sesungguhnya apa yang ada di tangan Allah Ta’ala tidak bisa diraih kecuali dengan mentaati dan mentauhidkan-Nya. Orang yang paham mengetahui hal ini, dan orang yang bodoh tidak menyadari hal ini. 

Ustadz Sayid Qutub mengatakan :,” Saya masih ingat ketika akh Ali Asymawi memberitahukan kepadaku bahwa di Mesir ada seorag akh dari Sudan yang berkunjung. Ia adalah pimpinan ikhawanul Muslimin cabang Sudan. Ia datang untuk mengunjungiku, hanya saja waktunya belum ditentukan dan akhirnya kunjungan tersebut tidak jadi. Hanya saja saya mengetahui dari akh Ali Asymawi bahwa Ali Asymawi telah menemui akh dari Sudan tersebut satu atau dua kali tiap berkunjung ke Mesir. Akh dari Sudan tersebut menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Sudan, termasuk peran pokok ikhwanul Muslimin, yang menyebabkan jatuhnya rezim militer sebagaimana sudah sama-sama diketahui. Ia juga menyatakan rasa optimisnya yang mendalam akan sudah dekatnya pemerintahan Islam di Sudan sebgai hasil dari pemilihan umum yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. 

Saya juga masih ingat, pada saat itu saya mengomentari semua cerita tersebut bahwa tegaknya pemerintahan Islam di sebuah negara tidak akan pernah datang melalui cara-cara seperti ini. Sesungguhnya tegaknya sebuah pemerintahan Islam hanya akan tercapai melalui metode yang lambat dan dalam rentang waktu yang panjang, sebuah metode yang bertujuan membangun landasan, bukan puncak, dimulai dengan menanamkan aqidah sejak awal dan mentarbiyah akhlak yang islami. Sesunggguhnya jalan yang nampaknya pelan dan sangat panjang ini, pada hakekatnya adalah jalan yang paling dekat dan paling cepat.

Saat itu saya juga menyatakan ; mereka (ikhwanul muslimin di Sudan) belum pernah merasakan pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui di Mesir. Karena itu, mereka pasti akan mencobanya karena saya sudah bisa mengira mereka pasti tidak akan menerima sebuah nasehatpun dari kami, akibat semangat dan rasa optimis mereka yang terlalu mendalam.” 

3- Di antara sebab lain yang menghalangi kaum muslimin mampu meraih tujuan-tujuan gerakan keislaman mereka melalui demokrasi, atau pemilihan umum atau kotak undian (kotak suara) adalah adanya sunah perlawanan dan pertarungan antara kebenaran dengan kebatilan, sejak adanya kehidupan di muka bumi dan Allah mengutus para rasul, sampai Allah mewarisi dunia dan seluruh isinya.

Orang-orang kafir ---dengan seluruh kelompok dan pemikirannya--- sekali-kali tidak akan pernah ridha dan membiarkan tegaknya sebuah negara Islam atau Ilsam mempunyai kekuatan, selama mereka mempunyai kekuatan untuk merealisasikan hal tersebut, meskipun untuk hal itu mereka harus menghadapi berbagai peperangan, terbunuhnya ribuan nyawa dan ternodainya kehormatan. Ketika perang melawan Islam sudah berkecamuk, segala hal yang terlarang dianggap boleh oleh orang-orang kafir. Menurut mereka segala yang mereka lakukan adalah sesuai dan demi menegakkan undang-undang (konstitusi), mendapat tanda tangan dan persetujuan persatuan bangsa –bangsa.  

Hal yang sudah sangat jelas dan telah disepakati ini ----tidak ada yang menyelisihinya selain para pendukung demokrasi---telah ditunjukkan oleh nash-nash Al Qur’an, demikian juga realita yang kita alamai dan kita lihat.

Adapun dalil-dalil Al qur’an, di antaranya adalah firman Allah Ta’ala :

: ولولا دفعُ اللهِ الناس بعضَهم ببعضٍ لفسدت الأرض ولكن الله ذو فضلٍ على العالمين
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebagaian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS. 2:251)
ولولا دفعُ الله الناسَ بعضهم ببعضٍ لهدمت صوامع وبيعٌ وصلوات ومساجدُ يذكر فيها اسم الله كثيراً ولينصرن الله من ينصره إن الله لقوي عزيز
Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sseungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40)
: كذلك يضرب الله الحق والباطل
Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. (QS. Ar Ra’d :17)
: ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. 

: ولا يزالون يقاتلونكم حتى يردوكم عن دينكم إن استطاعوا

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. (QS. 2:217)
: ودَّ كثير من أهل الكتاب لو يردونكم من بعد إيمانكم كفاراً حسداً من عند أنفسهم
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (QS. Al Baqarah ;109).
: وكيف وإن يظهروا عليكم لا يرقبوا فيكم إلاً ولا ذمةً
Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyirikin), padahal mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian). (QS. 9:8)

Dan banyak ayat lainnya yang menunjukkan bahwa kebenaran dan kebatilan akan senantiasa berseteru dan bertabrakan, kebatilan tidak mungkin akan ridho selama di sampingnya masih ada kebenaran dan pendukungnya. Kebatilan tidak akan pernah diam, tenang dan senang, kecuali dengan salah satu dari dua alternatif ; menghalangi pendukung kebenaan dari dein mereka yang benar dan memurtadkan mereka jika mereka mempunyai kemampuan untuk hal itu, atau menlenyapkan keberadaan mereka, melancarkan peperangan dan pembunuhan. Inilah yang dinyatakan oleh ayat-ayat Al Qur’an :
 ومن أصدق من الله قيلاً
Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah (QS. 4:122)

Begitu juga realita yang kita lihat dan kita alami, membenarkan nash-nash Al Qur’an yang telah disebutkan diatas. Apa yang telah terjadi di Tunisia, Mesir, Sudan ---sebelum masa jendral Basyir---Turki, Al Jazair, Malesia dan negara-negara lain di mana kaum muslimin mencoba berjuang lewat jalan demokrasi dan pemilihan umum, kemudian mereka meraih kemenangan (suara mayoritas)…kita melihat, bagaimana demokrasi para thaghut telah berubah menjadi nyata-nyata rezim diktator, mereka membolehkan untuk mereka sendiri ---dengan mengatas namakan demokrasi---apa yang sejatinya oleh demokrasinya sendiri dilarang. Itu semua dilakukan dengan sepengetahuan dan sepedengerana para kampiun demokrasi di seluruh dunia !!!! Bagaimana undang-undang dasar, peraturan pemerintah dan kondisi damai dianulir begitu saja, lantas secara tiba-tiba kondisi darurat diberlakukan, tank-tank militer turun ke jalan raya, ribuan umat Islam dijebloskan ke penjara, demi menjaga ---menurut pengakuan mereka---keselamatan demokrasi dari bahaya terorisme.

Hal ini sudah menjadi fenomena umum yang diketahui dengan baik oleh para aktivis Islam pendukung demokrasi. Mereka menyebutkan hal ini dalam buku-buku dan jurnal-jurnal merea…meski deikian, mereka tetap saja menyombongkan diri dan menyelisihi perintah syariat. Mereka tidak mau, kecuali menempuh jalan yang gelap gulita ini. Seakan-akan saat digiring ke penjara, mereka justru merasakan enaknya cemeti para algojo penjara.

Mereka paham betul bahwa Islam tidak mungkin akan mencapai kenangan lewat jalan ini, Islam tidak akan mungkin merealisasikan satu saja dari sekian banyak tujuannya lewat jalan ini. Meski demikian, mereka tetap saja berusaha lewat jalan ini dan berulang kali mengulangi usaha tersebut, tanpa mau mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang lalu dan kerasnya pelajaran. Mereka tidak mau mempertimbangkan dampak-dampak destruktif yang mengenai umat Islam dan para pemuda Islam, akibat percobaan mereka ini !!!!

Seakan-akan mereka itulupa atau memang pura-pura lupa, akan sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam :
المؤمن كيِّس فَطِن لا يلدغ من جحرٍ مرتين  
Orang yang beriman itu cerdik dan sehat pikirannya. Ia tidak akan terjatuh dua kali dalam lubang yang sama.” Sayang, para aktivis Islam pendukung demokrasi telah terjatuh puluhan kali dalam lubang yang sama, tanpa mau belajar !!!